Posted by : anggi n saputra
Rabu, 27 Januari 2016
Melihat dari penjelasan wajah koperasi di Indonesia saat ini,
banyak masalah yang satu persatu harus dibenahi agar meciptakan koperasi
Indonesia menjadi lebih baik lagi. Menurut pandangan saya yang harus dirubah
yaitu dengan meningkatkan pendidikan dan tekhnologi dengan cara memberika
penyuluhan kepada generasi muda yang akan memajukkan koperasi. Selain itu juga
SDM atau sumber daya manusia yang tinggi, misalnya dengan merekrut
pekerja-pekerja Indonesia yang berkualitas dan berpendidikan. Bukan hanya dari
sisi eksternal saja tetapi juga dari segi internalnya yaitu anggotanya yang
harus bersikap transparan agar tidak terjadi penyelewengan dana dan pemanfaatan
koperasi untuk kepentingan pribadi.
Masalah lainnya akibat dari tidak aktifnya
koperasi-koperasi di Indonesia adalah cara pengelolaannya yang kurang
professional. Sumber daya manusia disini sangat penting untuk kemajuan
koperasi. Sebenarnya yang harus dibenahi disini adalah manajemen pengelolaan
terhadap anggota-anggotanya juga. Koperasi yang berhasil adalah yang mempunyai
anggota dengan sikap yang transparan dan tanggung jawab.
Perlakuan anggota koperasi yang kurang
transparan dan tidak bertanggung jawab ini banyak menimbulkan masalah
akhir-akhir tahun ini. Saya ambil contoh sebuah koperasi di Tanggerang, Banten
yang badan usahanya bergerak di bidang koperasi simpan pinjam dan investasi
telah melarikan uang nasabahnya sebanyak jutaan bahkan milyaran rupiah. Dalam
hal ini investor akan menginvestasikan sejumlah dana kepada koperasi tersebut
dengan perjanjian akan memberikan bonus keuntungan usahanya. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan tentang koperasi dan investasi ini, serta
kurangnya pengawasan terhadap anggota koperasi. Sebenarnya tidak heran juga
banyak anggota koperasi yang malah ikut terjebak dalam permainan investasi ini.
Maka dari itu jangan mudah terpengaruh dan mudah percaya dengan orang lain
karena zaman sekarang ini sangat rawan dengan kasus penipuan.
Pemerintah pun sebenarnya memiliki peran dalam permodalan dana
koperasi, pemerintah memang menyisihkan dana untuk namun subsidi tersebut tidak
disebarkan untuk koperasi jangkauan luas. Dana tersebut lebih dirasakan oleh
koperasi yang berada di kota – kota besar dan koperasi milik instansi
pemerintah yang lebih banyak koperasi nya bersifat tertutup, padahal jika
dilihat dari jangkauannya koperasi dikota – kota kecil ataupun pedesaan yang
justru lebih menjangkau sampai masyarakat luas. Koperasi Indonesia seharusnya
dapat berdiri sendiri walaupun tanpa campur tangan pemerintah, agar koperasi
tersebut bisa mandiri dan dapat bersaing dengan badan usaha lain di era yang
semakin modern ini.
Wajah koperasi di Indonesia saat ini menurut saya sangat
memprihatinkan, karena banyak koperasi yang gulung tikar dan tidak aktif.
Banyak koperasi yang tidak aktif saat ini akibat dari kurangnya perhatian dari
pemerintah yang mendorong koperasi ini lebih maju, misalnya dengan memberikan
bantuan dana. Selain itu juga dari pihak masyarakat itu sendiri yang kurang
memahami ilmu ekonomi tentang koperasi. Masyarakat juga sangat menentukan
jalannya koperasi tersebut karena siapa saja berhak berpartisipasi menjadi
anggota koperasi. Sumber daya manusia yang kurang berkualitas juga mempengaruhi
mundurnya koperasi yang berakibat banyak diambil alih oleh pihak swasta.keadaan
koperasi ini mungkin diketahui oleh masyarakat luas tetapi akibat perubahan
zaman dan gengsi saat ini maka dari itu banyak masyarakat yang lebih memilih
membeli sesuatu di pasar swalayan
Kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak mau repot berorganisasi
dan mencoba menjalankan usaha sendiri, mereka hanya ingin instant yang hanya
dengan mengeluarkan modal bisa mendapatkan keuntungan yang besar tanpa ikut
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut juga termasuk salah satu penyebab bisa
jatuhnya koperasi Indonesia. Masalah ini adalah sebagai pacuan buat para
generasi muda penerus bangsa agar berperan aktif dalam perkembangan
perkoperasian di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengikut sertakan diri
dalam koperasi, mempelajari dan memahami apa itu koperasi sebenarnya, dan juga
membantu pemerintah dalam memberikan pengetahuan kepada masyarakat yang belum
mengetahui apa manfaat dari koperasi dan apa arti koperasi itu sendiri.
saat ini koperasi sudah menjadi suatu yang
harus ada namun untuk di kota-kota besar adanya suatu koperasi tidak dirasakan
benar oleh masyarakat luas. Karena koperasi memiliki sifat yang tertutup,
seperti contoh koperasi yang berada dalam instansi besar, kegiatan koperasi
hanya dirasakan oleh anggota-anggota yang berperan dan orang-orang yang berada
di dalam lingkungan instansi tersebut tidak untuk masyarakat luas. Kecuali
apabila adanya koperasi yang didirikan untuk memproduksi atau menjual suatu
produk untuk diperjualkan oleh masyarakat, maka masyarakat pun dapat ikut
merasakan keuntungan dari kegiatan koperasi tersebut walaupun hanya mendapatkan
harga yang lebih murah dan bunga yang lebih rendah dibandingkan di
tempat-tempat pembelanjaan besar. Berbeda dengan koperasi yang berada di
kota-kota kecil atau pedesaan. Meskipun sistem koperasi di daerah tersebut juga
tertutup seperti yang dijalankan di kota besar, namun secara garis besar
koperasi yang didirikan di kota-kota kecil tersebut lebih bisa dirasakan oleh
masyarakat luas bahkan saat ini koperasi atau UKM lebih berkembang.
Dari pendapat saya, ada beberapa faktor
yang menyebabkan koperasi di Indonesia sulit berkembang, yaitu sebagai berikut
:
1.
SDM (Sumber Daya Manusia) Sebagian
besar koperasi yang ada di Indonesia dikelola oleh pihak-pihak yang kurang
profesional, kurang kompeten dibidangnya. Pengurus hanya sebatas “ada” sebagai
formalitas tanpa memandang apakah pengurus tersebut mempunyai ilmu dan
berpengalaman untuk mengelola sebuah badan usaha sehingga membuat koperasi
sulit sekali berkembang ditengah persaingan yang sangat ketat dengan pihak
swasta yang semakin menjamur.
2.
PERMODALAN Ciri-ciri koperasi di Indonesia merupakan
kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Jadi, selama ini modal yang ada di
koperasi sangat terbatas sehingga rasanya sulit untuk mengembangkan, memutar kembali
modal yang ada agar menghasilkan pendapatan lebih yang berguna untuk koperasi
itu sendiri. Selain itu, koperasi juga belum bisa bekerjasama dengan bank dalam
hal peminjaman modal dikarenakan bank yang masih memandang koperasi dengan
sebelah mata. Bukan tanpa alasan bank bersikap seperti itu, kalau kita cermati,
memang pengelolaan koperasi saat ini masih buruk, sehingga menyebabkan bank
masih belum bisa percaya sepenuhnya untuk memberikan pinjaman kepada koperasi.
3.
MENTAL PENGURUS Sejak zaman
orde baru, koperasi terlalu dimanja oleh pemerintah. Pada saat itu pemerintah
membuat kebijakan bahwa BUMN wajib menyisihkan 5% dari labanya untuk
pengembangan koperasi. Ini membuat koperasi maupun pengurusnya bermental lemah,
tidak bisa bersaing karena hanya bisa berpangkutangan menunggu dukungan dana
dari pemerintah. Dana yang telah didapat pun kurang bisa dikelola dengan baik
oleh para pengurusnya untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar
menguntungkan. Seperti yang telah dibahas pada poin sebelumnya, hal ini juga
merupakan akibat dari sumber daya manusianya yang kurang memadai.