Posted by : anggi n saputra
Rabu, 27 Januari 2016
Solusi menggerakan denyut
nadi koperasi menghadapi globalisasi adalah melalui pemberdayaan masyarakat
sendiri secara profesional, otonom, dan mandiri dalam arti berkemampuan
mengelola usaha sebagaimana layaknya badan usaha lain, koperasi juga harus
mampu mengoptimalkan potensi ekonominya serta memiliki kemampuan untuk
bekerjasama dengan seluruh perilaku ekonomi. Dengan semakin besarnya peluang
masyarakat dan meningkatnya jumlah kelompok masyarakat yang memiliki usaha
produktif, perlu dipertimbangkan untuk menumbuhkan koperasi-koperasi baru yang
otonom, dan mandiri. Untuk itu perlu yang bisa dilakukan oleh
koperasi dalam hal menyiapkan mental untuk menghadapi era globalisasi. Koperasi
harus bisa meyakinkan masyarakat, bahwa koperasi mampu bersaing di era
globalisai.
Koperasi dapat
memanfaatkan internet untuk memperomosikan apa yang terjadi dalam koperasi dan
apa inovasi-inovasi terbaru yang ditawarkan oleh koperasi. Lalu, koperasipun
dapat memanfaatkan kecanggihan-kecanggihan teknologi lain.
Memperkuat
image koperasi bahwa koperasi bisa, koperasi selalu berjaya, koperasi no.1.
Sehingga dibenak masyarakat, koperasi adalah lembaga yang terbaik dibandingkan
dengan swasta. sekarang banyak lembaga swasta yang mulai melebarkan sayapnya di
dunia penyediaan bahan pangan dan sebagainya, yang merupakan pesaing besar
koperasi dan warung-warung kecil milik rakyat.
Mengadakan
pembinaan terhadap pengurus koperasi saya rasa merupakan hal tepat dalam rangka
agar koperasi lebih siap untuk bersaing diera globalisai yang sangat keras.
Lengah sedikit saja, maka semua akan hancur. Maka dengan pembinaan yang
mendalam, diharapkan pengurus disetiap koperasi yang ada, dapat memiliki
pemikiran yang dapat membawa koperasi ke era globalisasi. Pembinaan ini
meliputi seminar tentang koperasi, selain dapat lebih mengenal koperasi,
pengurus juga bisa diarahkan dalam hal mengantar koperasi ke era yang
sebelumnya belum dirambahnya.
Seperti yang kita
ketahui, bahwa perkembangan koperasi di indonesia sangat minim perhatian dari
pemerintah sendiri. Bisa dilihat dari banyaknya koperasi di Indonesia yang
mengeluh dalam permasalahan umumnya yaitu kurangnya sumber modal dan fasilitas
pemasaran. Serta kebijakan- kebijakan yang membuat koperasi yang kurang
produktif tentunya merasa keberatan. Sehingga, menurut saya koperasi saat ini
belum siap untuk menghadapi era globalisasi. Selain itu beberapa tantangan yang
akan dihadapi koperasi dalam menghadapi era globalisasi ini semakin sulit.
Untuk mampu bertahan di era globalisasi tentunya
koperasi harus introspeksi atas kondisi yang ada pada dirinya. Kenyataan dewasa
ini menunjukkan bahwa koperasi di Indonesia belum memiliki kemampuan untuk
menjalankan peranannya seacra efektif. Intinya koperasi adalah badan usaha yang
otonom. Hal ini disebabkan koperasi masih menghadapi hambatan structural dalam
penguasaan factor produksi.
Saat ini masalah yang masih di hadapi koperasi dan bisa menghambat perkembangan koperasi di Indonesia menjadi problematic. Pengelolaan koperasi yang kurang efektif, baik dari segi manajemen maupun keuangan menjadi salah satu kendala berkembangnya koperasi. Hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat kemampuan SDM yang terlibat dalam lembaga ekonomi tersebut.
1. Permodalan
Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal keuangan badan usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya dukungan modal yang kuat dan dalam atau bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya modal dan sumber koperasi itu sendiri. Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus dilakukan melalui terobosan structural, maksudnya dilakukannya restrukturasi dalam penguasaan factor produksi, khususnya permodalan.
2. Sumber Daya Manusia
Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung jalannya koperasi. Dengan kondisi seperti ini maka koperasi berjalan dengan tidak profesional dalam artian tidak dijalankan sesuai dengan kaidah sebagimana usaha lainnya.
Dari sisi keanggotaan, sering kali pendirian koperasi itu didasarkan pada dorongan yang dipaksakan oleh pemerintah. Akibatnya pendirian koperasi didasarkan bukan dari bawah melainkan dari atas. Pengurus yang dipilih dalam rapat anggota seringkali dipilih berdasarkan status sosial dalam masyarakat itu sendiri. Dengan demikian pengelolaan koperasi dijalankan dengan kurang adanya control yang ketat dari para anggotanya.
Pengelola ynag ditunjuk oleh pengurus seringkali diambil dari kalangan yang kurang profesional. Sering kali pengelola yang diambil bukan dari yang berpengalaman baik dari sisi akademis maupun penerapan dalam wirausaha.
3. Manajemen
Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategic dan gerakan koperasi harus memiliki manusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu koperasi harus teliti dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan usaha yang didirikan akan berkembang dengan baik.
Saat ini masalah yang masih di hadapi koperasi dan bisa menghambat perkembangan koperasi di Indonesia menjadi problematic. Pengelolaan koperasi yang kurang efektif, baik dari segi manajemen maupun keuangan menjadi salah satu kendala berkembangnya koperasi. Hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat kemampuan SDM yang terlibat dalam lembaga ekonomi tersebut.
1. Permodalan
Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal keuangan badan usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya dukungan modal yang kuat dan dalam atau bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya modal dan sumber koperasi itu sendiri. Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus dilakukan melalui terobosan structural, maksudnya dilakukannya restrukturasi dalam penguasaan factor produksi, khususnya permodalan.
2. Sumber Daya Manusia
Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung jalannya koperasi. Dengan kondisi seperti ini maka koperasi berjalan dengan tidak profesional dalam artian tidak dijalankan sesuai dengan kaidah sebagimana usaha lainnya.
Dari sisi keanggotaan, sering kali pendirian koperasi itu didasarkan pada dorongan yang dipaksakan oleh pemerintah. Akibatnya pendirian koperasi didasarkan bukan dari bawah melainkan dari atas. Pengurus yang dipilih dalam rapat anggota seringkali dipilih berdasarkan status sosial dalam masyarakat itu sendiri. Dengan demikian pengelolaan koperasi dijalankan dengan kurang adanya control yang ketat dari para anggotanya.
Pengelola ynag ditunjuk oleh pengurus seringkali diambil dari kalangan yang kurang profesional. Sering kali pengelola yang diambil bukan dari yang berpengalaman baik dari sisi akademis maupun penerapan dalam wirausaha.
3. Manajemen
Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategic dan gerakan koperasi harus memiliki manusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu koperasi harus teliti dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan usaha yang didirikan akan berkembang dengan baik.
Di era Globalisasi ini pastinya koperasi lebih banyak
mendapat tantangan demi mempertahankan kelangsungan kegiatannya,Tetapi hal ini
akan tidak menjadi sulit apabila koperasi selalu mendapat dukungan dari anggota,masyarakat
maupun pemerintah.Karena Keberadaan beberapa koperasi telah dirasakan peran dan
manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat dan intensitasnya berbeda.
Setidaknya terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat
Jadi kesimpulannya menurut saya adalah Koperasi siap dan
mampu bertahan Di era globalisasi ini apabila mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak mulai dari anggota,masyarakat dan pemerintah. Koperasi dapat
membuat rencana-rencana yang di persiapkan untuk bertahan di era globalisasi
yang akan memperkuat keberadaan koperasi di dunia perekonomian .Rencana-rencana
itu tidak sebatas hanya rencana tetapi harus di wujudkan secara nyata sehingga
dapat mencapai tujuan yang di inginkan koperasi.